search

Jumat, 17 April 2015

Adat Istiadat Kawin Cai


 Satu lagi tradisi di Kabupaten Kuningan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya adalah Tradisi Kawin Cai yang dilaksanakan di Obyek Wisata Balongdalem Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan. Acara yang digelar dari pagi sampai sore tersebut dijejali ratusan warga yang antusias menyaksikan rangkaian prosesi upacara adat kawin cai. 
Upacara Adat Kawin Cai merupakan tradisi masyarakat Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalakasana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sejak zaman dulu, ritual ini dimaksudkan untuk memohon air atau turun hujan saat musim kemarau panjang, seperti bulan September, agar sawah tetap terairi.
Ritual ini biasanya digelar di dekat sumber mata air Telaga Balong Tirta Yarta pada malam Jum'at kliwon. Tidak hanya warga desa yang hadir mengikuti upacara, tapi warga desa tetangga tokoh masyarakat, dan pamong desa juga mengikuti prosesi hingga usai.
Selesai berdoa, sesepuh desa atau yang biasa dikenal dengan nama Punduh, mencampurkan air yang diambil dari mata air Telaga Balong Tirta Yarta dengan air yang diambil dari mata air Cikembulan, Cibulan. Inilah istilah yang dipakai masyarakat sebagai Upacara Adat Kawin Cai yang intinya mengambil barokah air dari dua sumber mata air.
Upacara adat kawin cai tersebut adalah menyatukan air dari mata air Cikembulan sekitar kolam renang Cibulan Desa Maniskidul Kecataman Jalaksana dengan sumber air Tirtayartra Balongdalem dimana sebelum dan sesudah acara kawin cai tersebut dilaksanakan berbagai macam prosesi lainnya. Upacara kawin cai tersebut dilaksanakan dengan para pelaku upacara layaknya sedang menjemput dan mengiring calon pengantin dalam acara-acara pernikahan.
Kepala Desa Babakanmulya menjelaskan bahwa upacara adat kawin cai tersebut merupakan tradisi masyarakat Desa Babakanmulya yang telah berlangsung lama. ” Upacara adat ini merupakan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberikan kesuburan terutama kesuburan air dan turun hujan untuk mengairi lahan pertanian serta kebutuhan hidup lainnya dan tradisi kawin cai ini biasanya dilaksakan dalam musim-musim kemarau,” tutur kades Babakanmulya.
 
Bupati Kuningan, Hj. Utje Hamid Suganda dalam sambutannya mengungkapkan bahwa upacara kawin cai merupakan sebuah bentuk rasa syukur budaya masyarakat agraris sunda yaitu salah satu budaya upacara adat yang mengandung potensi seni budaya masyarakat yang didasarkan pada adat istiadat kehidupan masyarakat Sunda sehari-hari.
 
“ Saya selaku Bupati Kuningan merasa bangga kepada masyarakat Desa Babakanmulya yang telah melestarikan tradisi kawin cai hingga sekarang selain itu juga saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung sehingga tradisi kawin cai ini bias berjalan dengan baik,” kata Bupati Kuningan. 
Prosesi kawin cai adalah sebagai berikut,
  1.  Penjemputan Bupati Kuningan dan Para tamu

 

      2. Membawa air Tirta Yarta dengan menggunakan delman

      3. Para tokoh masyarakat membawa air dari mata air

      4. Punduh berdoa di sebuah makam



      5. Bupati Kuningan, terdahulu H. Aang Hamid Suganda, memandikan sesepuh desa
 












Intisari:
Judul        : Kawin Cai
Kota          : Desa Babakanmulya, Kabupaten Kuningan. Jawa Barat
Prosedur : dimaksudkan untuk memohon air atau turun hujan saat musim kemarau panjang, seperti bulan September, agar sawah tetap terairi. Upacara adat kawin cai tersebut adalah menyatukan air dari mata air Cikembulan sekitar kolam renang Cibulan Desa Maniskidul Kecataman Jalaksana dengan sumber air Tirtayartra Balongdalem dimana sebelum dan sesudah acara kawin cai tersebut dilaksanakan berbagai macam prosesi lainnya. Upacara kawin cai tersebut dilaksanakan dengan para pelaku upacara layaknya sedang menjemput dan mengiring calon pengantin dalam acara-acara pernikahan.





Referensi,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar